Aset Mandiri, Pulsagram, Business Plan KSU-Nuari, Kursus Online, Produk Bisnis Online, Investasi Online
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.29 saat kapal yang kami tumpangi, PB. Sangkulirang-III, beranjak meninggalkan Dermaga Tidung Pulau Bunyu. Pagi itu saya dan sepuluh orang teman kerja yang tergabung dalam Team Survey Light Buoy Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu akan melaksanakan kegiatan pemeriksaan Sarana Bantu Navigasi (light buoy) yang terpasang di sepanjang Alur Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu. Kegiatan ini secara rutin kami lakukan setiap minggu. Itu harus kami lakukan untuk menjamin kesiapan Sarana Bantu Navigasi guna memandu kapal-kapal yang masuk dan keluar dari Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu. Tanpa Sarana Bantu Navigasi yang memadai, bisa membahayakan keselamatan kapal-kapal yang berlayar di sepanjang alur itu.
Hari itu cuaca cukup bersahabat meskipun langit di sisi utara mulai dipenuhi awan mendung. Tapi kecepatan angin masih belum bisa menimbulkan gelombang. Tanda-tanda alam di langit harus selalu di perhatikan dalam sebuah pelayaran. Sebab di tengah laut seringkali cuaca dengan mudah berubah secara mendadak. Pelaut yang berpengalaman biasanya bisa mengantisipasinya dengan kemampuan membaca tanda-tanda dari alam. Dan hari itu pelayaran kami di sepanjang Alur Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu terasa cukup menyenangkan.
Survey atau pemeriksaan light buoy yang biasa kami lakukan meliputi beberapa item. Misalnya pemeriksaan kondisi unit light buoy untuk perencanaan perawatannya. Pemeriksaan titik koordinat lokasinya, jika terlalu jauh bergeser dari lokasi karena terseret arus deras kami bisa segera mengoreksinya. Dan tentu saja penggantian battery accu. Kami sudah lama tidak menggunakan battery kering yang memang merupakan kelengkapan paket light buoy. Untuk mengganti dengan yang baru, harga battery kering ini cukup mahal. Untuk menghemat biaya pengoperasian light, kini kami memilih menggunakan battery accu dengan kapasitas 100 Amphere. Lebih murah dan seandainya terjadi tindakan pencurian oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, kerugian yang kami derita tidak terlalu besar seperti jika menggunakan battery kering.
Tapi meskipun biaya operasionalnya bisa ditekan, perawatan untuk jaringan light buoy yang terpasang pada Pelabuhan Khusus yang kami kelola tetap saja menghabiskan biaya yang cukup besar. Angkanya mencapai ratusan juta rupiah. Apa lagi sejak kenaikan harga plate marine sebagai bahan utama struktur sebuah light buoy. Ironisnya, uang rambu yang merupakan biaya jasa pemakaian jasa sarana bantu navigasi merupakan penghasilan negara bukan pajak (PNBP) yang otomatis masuk dalam kas negara. Pemungutan biaya jasa rambu ini dilakukan oleh pihak perhubungan laut. Sementara itu, pihak pengelola pelabuhan, misalnya Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu, tidak mendapatkan bagian berupa prosentasi dari hasil uang rambu itu. Padahal biaya pengoperasian dan perawatan sarana bantu navigasi sepenuhnya ditanggung oleh pihak pengelola pelabuhan khusus.
Dengan perbelakuan perundang-undangan seperti itu, barangkali banyak pengelola pelabuhan khusus yang merasa diperlakukan tidak adil. Mereka yang bersusah payah mengoperasikan dan melakukan perawatan sarana bantu navigasi, tapi bukan mereka yang mendapatkan hasil dari pemungutan jasa pemakaian sarana bantu navigasi itu. Kondisi ini membuat tim managemen yang membawahi pengelola pelabuhan khusus Pulau Bunyu hanya mengeluarkan biaya minimal untuk pengoperasian dan perawatan sarana bantu navigasi itu. Apalagi para manager itu memang seperti kurang memahami tentang pentingnya menjamin keselamatan kapal-kapal di area pelabuhan yang dikelolanya. Meskipun demikian, kami sebagai pelaksana di tingkat bawah selalu berusaha secara maksimal untuk menjamin kesiapan jaringan sarana bantu navigasi yang kami operasikan di Pelabuhan Khusus Pulau Bunyu.
7 years ago