BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Danau

Danau. Info sangat penting tentang Danau. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Danau

Danau 37
Gambar dan Foto Pesawat Terbang
Udara dingin terasa menggigit membuat linu tulang dan persendian begitu kami menjejakkan kaki di lokasi berjuluk Panorama Danau Kembar itu. Angin pun bertiup cukup kencang membuat geligi ikut bergemeretak, sementara gumpalan-gumpalan awan mendung di atas kelihatan seperti susul-menyusul. Hujan rintik menyambut kedatangan kami di lokasi ketinggian yang persis berada di tengah Danau Di Atas dan Danau Di Bawah. Aneh, karena ketika berangkat dari Padang sekitar satu jam sebelumnya, cuaca tampak begitu cerah --masih musim kemarau pada pertengahan Juli lalu. "Memang selalu begini cuaca di daerah ini," kata Novrizal, pemandu sekaligus pengemudi mobil yang membawa kami ke mana-mana selama berada di Sumatera Barat.

Kedua danau yang terpisah dalam jarak sekitar satu kilometer itu punya keunikan tersendiri. Yang diberi nama Danau Di Atas justru berlokasi di bawah. Dan, sebaliknya, Danau Di Bawah terletak di bagian atas. Lalu, terkabar pula, permukaan air Danau Di atas sejajar dengan dasar air Danau Di Bawah karena kedalaman keduanya berbeda jauh sekali. Selain itu, danau kembar ini juga menjadi salah satu objek pariwisata yang dikabarkan terus coba dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Itu terlihat dari sejumlah fasilitas yang tersedia di sekitarnya. Panorama Danau Kembar, misalnya, dilengkapi taman-taman yang cukup tertata plus bangku permanen dari semen tempat duduk-duduk bersantai.

Ada pula beberapa gazebo untuk tempat orang memandang keindahan Danau Di Atas yang terhampar luas, berlatar Lembah Gumanti nan permai. Persis di dekat pelataran parkir, ada sebuah bangunan mirip balai pertemuan yang terkunci dan dindingnya kusam. "Sayang sekali, semua seperti tidak terawat dan terkesan kumuh," saya bergumam kepada fotografer Gatra, Wisnu Prabowo, yang mengiyakan.

Di sana-sini tampak sampah berserakan. Ada bungkus biskuit, ada juga botol dan gelas plastik air mineral. Lokasi wisata danau ini terkesan tersuruk dari hiruk-pikuk tahun kunjungan wisata yang digaungkan pemerintah. Gedung balai sidang yang dibangun di dekat Danau Di Bawah pun tampak agak kumuh tak terawat. Demikian pula wisata airnya yang sepertinya tidak digarap serius, walau harus diakui sarana jalan raya yang dibangun menuju lokasi ini dari Padang relatif bagus.

Di lokasi danau kembar ini, wisata air hanya bisa dilakukan di Danau Di Atas. Pengunjung hanya bisa berperahu motor "tradisional" mengelilingi danau dengan tarif Rp 5.000 per orang. Danau ini terhitung "cetek", kedalamannya hanya sekitar 44 meter. Sedangkan Danau Di Bawah, dengan kedalaman lebih dari 800 meter, tidak mungkin dijelajahi dengan perahu. "Orang umumnya takut karena kedalamannya itu," ujar Pak Ancun, seorang pemilik perahu motor di sana.

Hari itu, Pak Ancun hanya bisa gigit jari. Dari dua bus wisatawan lokal asal Payakumbuh yang datang hari itu, tak seorang pun yang berminat menikmati wisata air itu. Padahal, ia dan beberapa kawannya secara bergantian terus membujuk jasa mereka. Turis lokal ini tampak hanya hendak menikmati makan bersama di dermaga yang terbuat dari kayu. Lagi pula, cuaca sedang tidak bersahabat, karena sejam kemudian hujan lebat cukup lama mengguyur seluruh kawasan itu.

Di lokasi wisata danau berair jernih itu tak ada fasilitas lain, semisal sepeda air di tepian. Demikian pula, tiada sarana khusus untuk pengunjung yang punya hobi memancing. Konon lagi fasilitas hiburan. Malah, di lokasi itu hanya ada satu warung kecil, dengan tempat duduk sangat terbatas untuk sekadar menyeruput kopi sembari menikmati penganan kecil.

Bisa dikatakan, lokasi wisata yang sebenarnya bagus ini jadi kurang menarik karena fasilitas yang serba terbatas itu. Pengunjung pun sebagian besar warga Sumatera Barat sendiri. Boleh jadi juga banyak orang di luar Sumatera belum mengenal ihwal pesona alam dua danau vulkanik ini. "Hanya pada hari-hari besar agak banyak orang datang ke sini," kata Pak Ancun lagi seraya bergumam, pendapatannya lumayan melonjak di saat-saat seperti itu.

Sudah sejak 1977 lelaki berusia 51 tahun ini berprofesi sebagai pemberi jasa layanan perahu motor untuk wisatawan. Selain itu, ia juga melayani warga yang tinggal di kampung sekitar danau yang hendak menyeberang. Tapi, pendapatan dari pelayanan untuk warga setempat ini berkurang banyak setelah dibangun jalan raya yang menghubungkan satu kampung dengan kampung lainnya. Itu pula yang menyebabkan jumlah "penarik" perahu motor berkurang. Dulu ada 40 perahu, kini tinggal tujuh saja.

Untuk mencapai kawasan wisata Danau Kembar ini sebenarnya tidak sulit. Berjarak sekitar 60 kilometer ke arah tenggara Padang, perjalanan bisa ditempuh sekitar satu jam dengan kendaraan pribadi. Dengan kendaraan umum rute Padang-Alahanpanjang atau Padang Muaralabuh, perjalanan bisa makan waktu sampai dua jam.

Sepanjang perjalanan, kondisi jalan relatif baik dan cukup lebar, walau banyak sekali tikungan dan tanjakan yang lumayan curam. Selepas Kota Kecamatan Sitinjau Laut, sekitar 30 kilometer dari Padang, kita mulai disuguhi pemandangan alam yang amat rupawan. Di salah satu ruas jalan di kawasan kecamatan ini juga terdapat kelokan tajam dengan jalan yang sangat licin, sehingga para pengemudi harus ekstra hati-hati mengendarai mobilnya.

Selepas kota kecamatan itu, masih terdapat banyak tikungan tajam sampai memasuki kawasan bernama Lubuk Selasih. Kalau tidak tahan, kondisi macam itu bisa-bisa membuat perut terasa mual. Tapi, sejauh mata memandang, yang tampak hanya bukit-bukit hijau beratapkan langit yang biru. Di Lubuk Selasih juga terdapat jalan bercabang: arah timur laut menuju Kota Solok, sedangkan arah ke tenggara menuju Alahan Panjang. Dari kejauhan juga tampak Gunung Talang yang masih aktif menjulang setinggi 2.597 meter.

Persis di kaki gunung itu masih ada objek wisata danau selain Danau Kembar. Danau Talang namanya. Walau tak seluas Danau Kembar, terkabar, panorama di danau ini tak kalah menarik. Sayang kami tak sempat singgah ke sana karena hujan yang mengguyur kawasan Danau Di Bawah baru berhenti menjelang sore.

Kami harus berpacu dengan waktu memburu pesawat terakhir dari Padang. Walhasil, gambaran tentang kemolekan danau ini hanya tersimpan dalam angan-angan hingga kami kembali ke Jakarta hari itu juga.

gatra.com


Powered By : Blogger